Melihat Dari Dekat, Masyarakat Samin Belajar dan Berkarya

566
Musik khas penyambutan tamu kehormatan masyarakat Samin di Kabupaten Blora Jawa Tengah.

kabartuban.com – Menjadi warga Samin bukan berarti harus ketinggalan zaman. Mereka yang selama ini dipandang tidak mau belajar dan berkembang pupus sudah, saat melihat kampung Samin Sedulur Sikep, di Desa dan Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa tengah.

Ditempat ini, keberadaan sedulur sikep Samin masih tetap belajar. Bahkan di belakang rumah pemangku adat sedulur sikep, Mbah Pramugi Prawiro Wijoyo sudah berdiri perpustakaan umum untuk belajar warga.

Tiba di lokasi, rombongan perwakilan media se Jawa Timur dan Jawa tengah yang mengikuti serangkaian lokakarya, langsug disambut dengan kesenian tradisional menabuh lesung (Alat penumbuk padai tradisional yang terbuat dari kayu) oleh ibu ibu berpakaian hitam khas masyarakat Samin.

“Ini kesenian kami mas, biasanya digunakanuntuk penyambutan, terimakasih mas  sudah mau mampir di kampung kami,”  terang Dasman Martowijoyo, salah seorang warga.

Dibagian belakang rumah ketua adat, sekelompok orang paruh baya nampak sedang belajar menulis, Jemari mereka masih kesulitan saat memegang pensil. Namun, dengan telaten pria itu akhirnya menggoreskan pensil ke sebuah kertas putih. Dituliskannya huruf demi huruf hingga membentuk satu kata, kata-kata itu kemudian dia baca sebagai sebuah aktifitas belajar.

Saat belajar menulis dan membaca, warga tidak sendirian. Mereka bersama seorang pembimbing.

Tak mau ketinggalan perkembangan zaman, selain belajar membaca dan menulis, masyarakat Samin juga ikut belajar membatik.

“Nggeh ngateniki menawi longgar nggeh belajar, (ya begini, kalau sedang senggang ya belajar),” terang Supini, salah satu warga Sikep Sambong.

Diusianya yang sudah 53 tahun dia masih benar-benar ingin bisa membaca dan menulis. Dia mengakui disaat waktu senggang berkumpul dengan masyarkat lainnya untuk belajar baca tulis didampingi para tutor.

“Awal cilik kulo mboten sekolah,” katanya.

Ki Pramugi Prawiro Wijoyo ketua adat di Kampung Samin Sambong mengatakan, kegiatan belajar membaca dan menulis yang diikuti warganya tersebut untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya membaca dan menulis.

“Zaman sekarang sudah maju, kami juga tidak ingin ketinggalan zaman. Jangan sampai sedulur sikep dihobongi orang luar hanya karena tidak bisa membaca dan menulis,” katanya.

Namun lebih dari itu, belajar baca dan nulis tidak lantas melupakan tradisi dan tetap memegang teguh budaya luhur nenek moyang mereka. Untuk meningkatkan kualitas SDM warga pedesaan di wilayahnya tidak hanya ditempuh dengan belajar baca tulis saja, ada juga masyarakat samin yang belajar ketrampilan membatik, dan membuat kerajinan tangan lainnya, dan tidak hanya sebagai petani.

“Salah satu ajaran yang paling penting adalah soal hak bagi masing-masing individu dan nilai luhur yang akan membawa kebaikan kesejahteraan bagi semua,” pungkas Mbah Pramugi. (Lukman Hakim)

/