Ngalap Berkah, Anak Orang Mampu Pun Ikut Khitanan Gratis

819

kabartuban.com – Teriakan, jeritan dan tangis 82 anak terdengar di halaman depan Masjid Astana Komplek makam Sunan Bonang Tuban, Kamis (20/9/2018).

Suara jeritan yang dibarengi tangisan itu berasal dari peserta khitan massal yang digelar dalam rangkaian haul salah satu Wali Songo yang terkenal dengan nama asli Syekh Maulana Makhdum Ibrahim ini.

Beberapa anak sempat bermaksud lari dari tempat duduknya setelah mendengar jerit tangis temanya yang mengerang kesakitan saat dikhitan lebih dulu.

Adi (11) salah satu peserta mengaku tidak ada rasa khawatir atau takut saat berangkat dari rumah menuju tempat khitan. Hingga pada saat bagian ujung kelamin di potong ia pun dengan semangat membaca sholawat dengan keras, untuk menghilang rasa sakit yang dirasakannya.

“Tadi sempat agak sakit, tapi sekarang sudah tidak begitu,” ujar Siswa kelas asal Kelurahan Kingking ini.

Peserta lain, Arjuna warga Kelurahan Sukolilo, Kecamatan Tuban mengaku senang bisa ikut khitanan massal ini, karena ingin mendapatkan barokah dari Waliyullah yang juga putra kandung dari Sunan Ampel ini.

“Ngalap berkah dari Sunan Bonang mas” katanya.

Dikonfirmasi terpisah, salah satu panitia Haul Sunan Bonang, H. Faisho Rozi menyatakan, khitan masal ini diikuti 82 anak. Untuk tahun ini, yang ikut hanya dari lingkup Kabupaten Tuban saja.

“Haul yang ke 509 di ikuti 82 anak dalam kegiatan sunatan massal ini,” ujar pria yang akrab di panggil kaji Faishol ini.

Secara umum, image peserta yang mengikuti khitanan massal ini berasal dari keluarga kurang mampu sudah terbantahkan. Terbukti dengan banyaknya anak pengusaha yang ikut serta dalam sunatan massal karena berharap berkah dari Sunan Bonang.

“Banyak anak orang kaya yang ikut. Ini membuktikan jika peminat khitanan massal sekarang ini tidak hanya berasal dari keluarga kurang mampu,” tambahnya.

Untuk diketahui, khitanan massal ini adalah salah satu dari beberapa rangkaian kegiatan peringatan Haul Sunan Bonang Tuban yang ke 509. Awalnya, khitanan massal ini digelar untuk membantu keluarga miskin yang tidak mampu megkhitankan anaknya. Tapi saat ini, banyak beberapa anak dari keluarga yang ekonominya mapan turut serta dalam acara tahunan ini. (Dur/Rul)

/