Olah Cabai Jadi Saus, Solusi Saat Overproduksi

1373
Melalui tangan-tangan kreatif anggota KUB Grasa Grabagan, ketika harga cabai anjlok, mereka mengolah cabai menjadi Saus.

kabartuban.com – Overproduksi cabai yang mengaibatkan harga anjlok sepertinya tidak menjadi masalah bagi sejumlah petani cabai yang kreatif di Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban. Pasalnya saat hasil cabai melimpah sepert sekarang ini, merek dapat megolahnya hasil panen mereka menjadi aneka saus berbahan dasar cabai, yang diambil dari daerah mereka sendiri, Selasa (26/9/2017).

”Ini menjadi solusi saat overproduksi seperti sekarang ini, setidaknya sedikit membantu,” ujar Drs. Agus Wijaya Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Tuban (26/9/2017).

Agus menjelaskan, dengan di olah menjadi produk lain, cabai akan lebih menguntungkan saat harga mengalami penurunan. Dengan begitu petani tidak terlalu merugi, apalagi membiarkan cabai mereka membusuk di atas pohon lantaran tidak adanya pembeli.

“Ada solusi saat harga cabai anjlok, Kecamatan Grabagan merupakan salah satu sentra cabai kita.  Sedikitnya 20 orang tergabung dalam KUB Grasa Grabagan, mereka mengolah cabai menjadi aneka saos,” terang Agus Wijaya.

Sementara ini saus produksi kelompok usaha bersama di Kecamatan Grabagan itu masih dipasarkan di sekitar Kabupaten Tuban dan pasar pasar lokal Tuban saja, dengan harga 7000 per botol.  “Untuk rasanya ada pedas berbagai level, dan pedas manis,” imbuh Agus.

Diskoperindag sebenarnya sudah lama melaksanakan program pelatihan, namun sementara ini masih dilaksanakan atas permintaan kelompok dengan melihat potensi dan bahan baku di daerah masing masing yang melimpah, apalagi saat harga yang tidak menguntungkan mereka saat saat panen tiban.

Diberitakan sebelumnya, over produksi cabai dibeberapa daerah penghasil cabai, termasuk Kabupaten Tuban, menjadi penyebab anjloknya harga bumbu dapur yang memiliki rasa pedas itu dipasaran. Tidak tangung-tanggung, harga cabai yang sebelumnya masih diatas Rp30.000an per kilogram anjlok hingga belasan ribu saja.

“Ya mau bagaimana lagi, karena produksinya terlalu banyak, sementara permintaan pasar tidak seimbang , hasilnya harga menjadi murah, “ pungkas mantan Kabang Humas Pemkab Tuban Agus Wijaya ini. (Luk)

/