Pagelaran Wayang Kulit Meriahkan Rangkaian HUT SG 60

454
Penyerahan Wayang oleh Dirut keuangan kepada Ki Dalang Sigid Arianto, S.SN sebagai awal dimulainya pagelaran wayang kulit kemarin malam.

kabartuban.com – Pagelaran wayang kulit yang mengisahkan kelahiran Wisanggeni, meriahkan rangkaian kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) PT Semen Gresik ke-60, yang di gelar di area parkir perumahan dinas , PT Semen Gresik, Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban, Jumat (20/10/2017) malam tadi.

Ribuan masyarakat sekitar perumahan dari berbagai kalangan usia ikut menikmati tontonan gratis yang dibawakan oleh Ki Dalang Sigid Arianto, S.SN, dengan iringan pengrawit Sanggar Seni Cakraningrat dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

“Sebagai BUMN, Semen Gresik tidak ingin melupakan dan akan turut menjaga kesenian tradisional yang menjadi jati diri bangsa ini,” ujar Gatot Kustyadji, Direktur Utama (Dirut) Semen Gresik.

Wayang kulit merupakan satu dari sekian kesenian tradisional Indonesia yang diminati masyarakat. Dimana setiap unsur dalam pagelaran ini memiliki falsafah luhur. “Kita harus bangga dengan kesenian yang memiliki begitu banyak makna dalam kehidupan kita,” imbuh Dirut.

Dalam pagelaran wayang kulit yang mengisahkan lahirnya Wisanggeni dimulai dengan penyerahan wayang dari Direktur Keuangan SG, Ginarko Isnubroto, kepada Ki Dalang Sigid Arianto.

Kisah Bambang Wisanggeni ini diawali saat Arjuna dinikahkan dengan Bidadari Dresanala sebagai hadiah atas keberhasilanya menumpas Raksasa Niwatakawaca yang menginginkan Dewi Supraba dan mengacaukan kahyangan. Namun Batara Guru memberikan syarat kepada Arjuna, agar tidak mendapatkan keturunan dari Dresanala sebab Arjuna adalah manusia biasa.

Arjuna tersinggung dengan peraturan para dewa yang merendahkan derajat kemanusiaanya. Dresanala hamil, dan Arjuna melarikan istrinya ke bumi tanpa diketahui para dewa. Wisanggeni lahir dari dewi Dresanala yang ditolong kera putih bernama Hanoman di Pertapaan Kendalisada.

Para dewa murka, karena anak yang lahir tersebut dianggap tidak seharusnya. Anak yang dianggap menyalahi kodrat telah lahir ke dunia dan diberinama Wisanggeni. Wisanggeni yang lahir dari kisah cinta bidadari dan manusia itu akhirnyamenjadi buron untuk dibunuh.

Diperintahkanlah Batara Brahma (ayah Dewi Dresanala) oleh Batara Guru untuk membunuh Wisanggeni, yang tidak lain adalah cucunya sendiri. Tak tega Batara Brahma dengan bisa-nya (racun) hanya menggigit leher Wisanggeni, dan melemparkannya ke lautan.

Sejak saat itu, Wisanggeni diasuh oleh Batara Baruna (Dewa Penguasa Lauatan) dan Hyang Antaboga (Rajanya Ular yang tinggal di dasar bumi). Atas pengasuhan tersebut, Wisanggeni tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna, kesaktianya bahkan mampu mengalahkan para dewa.

Mengetahui dirinya menjadi buronan para dewa, Wisanggeni berkelana mencari ayah dan ibunya. Kisah berlanjut dan wisanggeni mengetahui siapa dirinya serta ayah ibunya.

Pada kesempatan tersebut, hadir Direktur Produksi SG, Joko Sulistyanto, Direktur Komersial SG, Mukhammad Saifudin, segenap jajaran kepala departemen SG, Undangan  dan  masyarakat dari berbagai kalangan di Kabupaten Tuban. (Luk)

/