Sempurnakan Puasa Ramadan Dengan ‘Riyoyo Kupat’

930
Mbah Lasmisih, salah satu penjual daun Janur dan lontar sebagai bahan pembuatan ketupat dan kantong anyaman Kupat yang sudah jadi.

kabartuban.com – Agama dan ajaran Islam disebarkan di tanah air ini tidak hanya tekstual, akan tetapi agar bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat pada saat itu, diantaranya dengan masuk pada tradisi dan budaya masyarakat pada waktu itu.

Tradisi yang telah melekat di dalam frame kebudayaan masyarakat tersebut diantaranya seperti lebaran ketupat atau lebih lazim disebut oleh masyarakat Tuban sebagai Riyoyo Kupat yang biasa diramaikan pada hari ke 7 setelah Hari Raya Idul Fitri yang hingga saat ini masih subur mentradisi hampir di seluruh Nusantara.

Sejumlah tokoh Agama di Kabupaten Tuban memberikan pendangan terkait Kupatan bahwa segala sesuatu dalam kaitan hubungan dengan manusia selama tidak ada larangan dalam Agama maupun hukum Negara, prinsipnya boleh dan tidak dilarang.

“Begitu pula kaitannya dengan Kupat yang dalam filosofi jawa bermakna Ngaku Lepat maupun Lepet (Silep Kang Rapet), maka setelah mengaku salah harus mengubur dalam segala kesalahan yang ada,” kata Edi Utomo Ketua Pimpinan Daerah (PD) Pemuda Muhammadiyah Tuban (30/6/2017).

Karenanya tidak ada masalah dengan tradisi Kupatan, dengan catatan tidak bergeser dari makna dasarnya sebagai sarana menjalin hubungan baik antar sesama. Tetapi akan menjadi larangan jika dikaitkan dengan ritual keagamaan atau peribadatan yang bersifat wajib.

Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Cabang Tuban, Zainuddin mengungkapkan, bahwa tradisi Kupatan sudah lama ada sejak para Wali Songo dulu, dan biasa dilaksanakan sepekan setelah hari raya Idul Fitri.

“Masyarakat melaksanakan kegiatan Kupatan dengan cara yang bervariasi. Dalam tradisi Kupatan seperti di Tuban, masyarakat biasanya memasak kupatnya di pagi hari, kemudian diantar ke tetangga. Namun di sebagian wilayah, khususnya di Tuban selatan, kupatan disentralkan di mushola kemudian dimakan bersama – sama setelah dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh kyai atau Modin kampung,” terang Zainuddin.

Dijelaskan pula, bahwa Kupatan atau kupat berasal dari kata kuffah atau kafeat yang berarti sempurna. Jadi setelah sebulan berpuasa mensucikan diri, maka disempurnakan lagi berpuasa Syawal dan berlebaran kembali (riyoyo kupat), namanya kupatan atau kaffah, yang  maksudnya ibadah puasa kita telah sempurna.

“Riyoyo kupat ini sama sekali tidak bertentangan dengan Islam. Karena intinya adalah bersyukur dan shodaqoh. Sedangkan shodaqoh merupakan ajaran Islam yang juga memiliki hikmah menolak balak,” terang Zainuddin.

Pada sisi lain, Joko Wahono Ketua Dewan Kesenian Tuban (DKT) menilai bahwa tradisi Kupatan adalah hal baik yang harus selalu dilestarikan.

“Kupatan itu tradisi baik yang harus selalu dilestarikan, namun kalau di perkotaan di Tuban, tradisi tersebut sudah terkikis bahkan nyaris tidak ada, yang masih eksis melestarikan ya di daerah pinggiran kota,” kata Joko.

Sementara dari penelusuran tim redaksi kabartuban.com menemukan, para pedagang daun janur dan lontar yang menjadi bahan pembuatan kantong ketupat sudah mulai marak di hampir semua pasar yang ada di Tuban. Salah satunya di pasar baru Tuban, dimana dapat dilihat para penjual ketupat bertebaran di berbagai sudut pasar. Baik kantong ketupat yang sudah dianyam, maupum masih berupa lonjoran daun janur dan lontar.

“Masih ramai dan sudah sejak kemarin setelah hari raya Idul Fitri kita jual bahan buat kupat ini. Sudah banyak yang beli, dan barangnya masih cukup banyak,” kata Lasmisih, salah satu pedagang di pasar baru Tuban.

Kepada kabartuban.com Lasmisih mengaku menjual daun Janur dalam satu paket seharga  Rp. 3.500 dan daun lontar seharga Rp. 5.000 sedangkan kantong ketupat yang sudah teranyam dijual dengan harga Rp. 13.000 per paket isi 10 biji.

“Alhamdulillah nak, di Tuban ini setiap Kupatan  ramai sekali. Saya jual ini (kantong ketupat) selalu habis. Besok sampeyan bisa lihat, dimana-mana kupat patheng glimbung (kupat bergeletakan),” terang Mbah Lasmisih. (dur)

/