kabartuban.com – Setelah dibekukannya organisasi masayarakat (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) oleh pemerintah Republik Indonesia, eks Gafatar yang berada di Mempawah Kalimantan Barat kemudian dipulangkan ke daerah masing – masing, termasuk eks Gafatar yang berasal dari Kabupaten Tuban.
Diantaranya adalah Yuanita Wulansari (28) warga Jalan Cendana III, nomor 23 Perumahan Tasikmadu, Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang, sejak kemarin sudah tiba dikediaman asalnya, setelah dipulangkan oleh pemerintah dan di Tuban kemarin, Selasa (26/1/2016).
Setelah kepulangannya dari pemukiman Gafatar di Mempawah Kalimantan Barat, Yuanita berharap bisa diterima kembali di tengah-tengah masyarakat, dan menjalankan kehidupan sehari – hari dengan lebih baik.
”Dengan kepulangan kita dari Mempawah, Kalimantan Barat dan berkumpul kembali dengan keluarga, kita berharap dapat diterima masyarakat selayaknya masyarakat pada umumnya,” ujar Yuanita kepada kabartuban.com, Rabu (27/1/2016).
Selain itu, lanjut ibu satu anak tersebut juga berharap agar pemerintah dapat menerima kembali warga eks Gafatar sebagaimana masyarakat pada umumnya. Pasalnya, dia bersama beberapa warga lainnya sejak Gafatar dibubarkan tergabung dalam Kelompok Tani Manunggal Sejati.
Selain Yuanita Wulansari bersama suaminya Patria Budi Setyawan (30) dan anaknya Jessica Avril Setyawardhani. Warga Tuban lain yang juga sempat tergabung dalam Gafatar dan dipulangkan adalah Imam Syafii (29) dan istrinya Farida (24), serta satu lagi anak dari Pasutri ini yang diperkirakan belum genap berusia satu tahun yang merupakan warga Kecamatan Tambakboyo. Selain itu, tercatat juga satu warga Desa Patihan, Kecamatan Widang yang saat ini ikut suaminya ke Jombang.
Diketahui, Mantan Ketua Umum Gafatar, Mahful M Tumanurung akhirnya angkat bicara setelah organisasinya dinyatakan menyimpang dan aks Gafatar dipulangkan ke daerah asal.
Seperti dikutip dari kompas.com, dirinya membantah jika disebut keyakinan Gafatar menyimpang dari agama Islam. Karena itu, dia menolak fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) di sejumlah daerah yang menyatakan Gafatar menyebarkan aliran sesat.
“Kami tidak memiliki paham yang sama (dengan Islam, red). Kami bukan bagian dari mereka (muslim, red). Bagaimana kami difatwa kalau kami ada di luar,” kata Mahful dalam konferensi pers di Gedung YLBHI Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Mahful menandaskan, mayoritas mantan anggota Gafatar telah keluar dari keyakinan agama Islam mainstream (arus utama/umum). Ajaran yang dipegang teguh adalah paham Millah Abraham yang dianggap sebagai jalan kebenaran.(al/im)