Bubur Syuro, Takjil Gratis Sekitar Makam Sunan Bonang

1619
Proses pembagian bubur syuro, yang berada di komplek Masjid Astana Sunan Bonang kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban.

Kabartuban.com – Menjelang berbuka puasa sejumlah warga, khususnya yang berada di sekitar komplek Masjid Astana Sunan Bonang, seakan tidak mau melewatkan kelezatannya takjil bubur syuro yang disajikan setiap bulan ramadhan.

Bubur syuro yang dikenal juga dengan bubur Bonang ini disiapkan oleh para koki setelah sholat dhuhur, yang terbuat dari beras, balungan dan daging sapi, santan kelapa di campur dengan rempah-rempah khas seperti lengkuas, bawang putih, bawang merah, jahe, dan berbagai bumbu lainnya

“Bubur ini merupakan tradisi turun temurun sejak zaman dulu bedanya dari bubur yang lain karena ada campuran daging kambingnya,” ungkap Wawan salah seorang pembuat bubur syuro (1/6/17).

Lebih lanjut Wawan menyampaikan setiap pukul 15.00 wib masyarakat mulai memadati area masjid yang berdekatan dengan komplek Makam Sunan Bonang. Takjil Bubur Syuro ini dibagikan saat masih panas dan baru turun dari perapian kepada warga yang meminta dan jama’ah Masjid Astana secar gratis.

“Bubur ini rutin kita buat dan kita sajikan selama bulan ramadhan, setiap harinya kita dapat memasak hingga dua wajan besar dan kita bagikan secara gratis, kepada warga yang meminta dan para jama’ah,” Jelasnya.

Sepintas nama bubur syuro sama dengan bubur asyura yang dimasak ketika tiba penanggalan bulan Muharram. Bubur Syuro digunakan merujuk pada kebiasaan orang Jawa yang selalu memasak bubur pada bulan Suro.

Dari cerita para pendahulu, bubur syuro khas Sunan Bonang ini awalnya diperuntukkan kepada warga yang kurang mampu sembari para wali memberikan pituturnya.

Sementara itu salah seorang warga Nur Hasan yang turut mengantri untuk merasakan nikmatnya takjil bubur syuko selain membuat kenyang dan berfitamin, bubur ini juga diyakini membawah berkah tersendiri

“Sekilas bentuknya memang sama, namun jika dirasakan berbeda, rasanya lebih gurih. Sebab ada daging kambing dan bumbu khas yang membuat rasanya beda,” terang Nur Hasan (Pul)

/