kabartuban.com – Naiknya harga BBM membuat mahasiswa lakukan aksi demo di Pematangsiantar, Sumut yang berakhir ricuh.
Kejadian bermula saat polisi terlihat berupaya mematikan api dari ban yang dibakar dan mahasiswa pun menolak yang akhirnya terjadi keributan tidak terelakkan.
Ditengah keributan, terlihat seorang personel polisi menembakkan gas air mata ke mahasiswa yang kemudian mengenai kelamin dari mahasiswa tersebut.
Setelah terkena tembakan, mahasiswa yang menggunakan topi berwarna merah tersebut mundur untuk menjauhi kerumunan.
Baca Juga: Aparat Polres Tuban Ungkap Penimbunan Solar di Bancar Saat Harga BBM Tengah Naik
Ketua PMKRI Pematangsiantar, Edis Galingging mengatakan mahasiswa yang terkena tembakan tersebut adalah anggotanya di PMKRI.
“Namanya Tony Simanjorang. Kemarin itu ada yang terkena semprotan pemadam api itu kaluhnya (Tony) terkena gas air mata pas area kelaminnya,” kata Edis.
Akibat kejadian tersebut Tony mengalami luka dan celana yang dipakainya pun robek.
“Setelah demo itu kami langsung bawa untuk berobat ke rumah sakit,” ungkapnya.
Karena tidak terima atas peristiwa tersebut, Tony pun melaporkan oknum polisi yang melakukan penembakan ke Program Polres Pematangsiantar.
Surat tanda penerimaan laporan PMKRI Pematangsiantar itu bernomor STPL/01/IX/2022/Propam.
Kapolres Pematangsiantar AKBP Fernando mengatakan peristiwa itu terjadi usai mahasiswa bertemu dengan pimpinan DPRD Kota Pematangsiantar dan kemudian lakukan pembakaran ban.
Karena adanya pembakaran ban itu, personel Polres Pematasangsiantar melakukan upaya untuk memadamkan api. Saat itu terjadi keributan hingga adanya mahasiswa yang tertembak gas air mata.
Atas Hal itu, Fernando pun menyampaikan permintaan maafnya. “Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, khususnya kepada rekan-rekan, adik-adik dari Cipayung Plus, saya ucapkan mohon maaf atas kesalahan kami atas peristiwa bentrokan tadi,” tutup Fernando. (mel/nat).