kabartuban.com- Petani buah Blimbing di Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, mengaku perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) pada sektor agribisnis masih minim. Sampai hari ini para petani blimbing yang sebenarnya berpotensi sebagai produk unggulan dan wisata edukasi belum atau kurang mendapat sentuhan.
“Seiring dengan mahalnya ongkos produksi yang tinggi, kita coba berinovasi dengan menawarkan kebun ini sebagai wisata petik dan edukasi untuk mengejar kos produksi yang tinggi,” kata Yasin, salah satu petani buah Blimbing Warga Tasikmadu.
Dengan perencanan tersebut, petani tidak harus menjual keluar daerah karena sudah didatangi oleh wisatawan yang akan metik dan memakan langsung buah blimbing, seperti wisata buah di Kota Batu Malang.
“Setidaknya ongkos transportasi bisa kita tekan oleh para pengunjung,” kata Yasin.
Sayangnya lanjut petani yang sudah 30 tahun bergelut di bisnis Blimbing ini, menilai Pemkab Tuban belum terlalu memperhatikan dengan petani Blimbing. Bahkan proposal yang diajukan ke pemerintah juga belum mendapatkan sinyal baik bagi petani.
“Pernah mengajukan proposal biar dapat bantuan tapi gak ada jawaban, paling tidak bantuan promosi seperti petunjuk jalan atau lokasi seperti batik dan lainya itu,” katanya.
Para petani berharap, Pemkab juga bisa ikut memgenalkan potensi blimbing, tidak hanya batik atau prokduk lainya di Tuban, agar ekonomi juga bergerak dari sektor lain yakni budidaya blimbing.
“Kalau blimbing dikenalkan, batik dikenalkan nanti banyak ekonomi yang bergerak, di Tuban, sektor wisata juga semakin beragam,” katanya.
Diakui, kalau selama ini ada bantuan, justru yang memberikan adalah pemerintah provinsi, Pemkab Tuban masih kurang memperhatikan hal tersebut, padahal petani mengkui sangat butuh, jika tanpa campur tangan pemerintah akan sulit bagin petani maju secara mandiri kecuali pemodal besar.
“Tidak dipungkiri penting peran pemerintah, makanya besar harapan kita agar tempat ini di promosikan, kemudian akses kesini juga diperhatikan,” harap petani blimbing ini. (luk)
