Pertamina Optimis Kilang Minyak Bisa Berdiri di Bumi Wali

546
Rustam Aji, Kabag Humas Pertamina Pemasaran/Marketing Leger V, saat memberikan keterangan pada awak media usai sosialisasi.

kabartuban.com – PT Pertamina tetap optimis akan pembangunan Kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) yang bekerja sama dengan Rosneft Company ini diwilayah Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban.

Hal tersebut diperkuat setelah dilakukan Sosialisasi dan Konsultasi publik di tiga wilayah Desa yang nanti menjadi letak kilang. Walaupun jalan terjal akan tetep di hadapi oleh pihak Pertamina dalam proses penentua lokasi yang di pilih.

“Kita tetap optimis, karena kami anggap penolakan yang dilakukan warga merupakan dinamika,” ujar Rustam Aji, Kabag Humas Pertamina Pemasaran/Marketing Leger V, kepada awak media, Rabu (9/1/2019).

Pihaknya pun membeberkan, kelebihan yang dimiliki Bumi Wali, ketika di pilih menjadi tempat pendirian kilang, karena selain Insfratruktur sudah memadai, dan juga sudah memiliki Terminal BBM yang lebih dulu ada.

“Terletak di Laut jawa yang letaknya relatif lebih aman, karena potensi Gempa sangat kecil, kemudian Terminal BBM Tuban paling besar dari Pertamina Mor V,” tambahnya.

Senada juga diungkapkan Mardiyana, Kabag Tata pemerintah, Biro Pemerintahan dan Otonomi daerah Pemprov Jatim, mengatakan pihaknya di intruksikan oleh Gubernur Jatim untuk mengayomi masyarakat dalam hal ini urusan pertanahan. Karena ketika, lokasi ini sudah deal jika di tempati kilang, maka masyarakat harus diuntungkan, tidak boleh rugi.

“Ternyata yang paling bagus untuk pembangunan kilang minyak menurut RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah, red) itu di Wadung, Sumurgeneng dan KaliIntu,” sambungnya.

Pihaknya berharap masyarakat bisa menerima, karena tahapannya masih panjang, setelah tahun sebelumnya tahap perencanaan, untuk sekarang sudah persiapan, dan setelah itu pelaksanaan.

“Jadi ini proses masih sangat panjang, ” terangnya.

Di lain pihak, warga yang menolak tanahnya di jadikan untuk lahan kilang minyak tidak ingin itu terjadi. Sebab berkaca pada, memori sebelumnya industri yang masuk seperti TPPI dan PLTU akan terulang kembali.

“Kita tidak mau terjadi seperti sebelum-sebelumnya,” kata Kacung, warga yang menolak. (Dur/Rul)

/