Lagi, Pertemuan Pertamina dan Warga Tak Buahkan Hasil

505
Salah satu warga yang melakukan aksi penolakan saat hearing dan sosialisasi yang fasilitasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban

kabartuban.com – Proses hearing dan sosialisasi yang fasilitasi Dewan Perwakilan Rakyat  Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban, antara perwakilan Pertamina dan warga Desa Remen dan Desa Mentoso, Kecamatan Jenu, terkait pembebasan lahan untuk bakal Kilang Minyak Pertamina-Rosneft, lagi-lagi tidak menemuka titik temu. Warga sampai saat ini masih tetep menolak pembangunan kilang itu di desanya.

Pertemuan yang dilaksanakan di ruang Parpurna gedung dewan itu juga sempat memanas saat Pertamina menyampaikan alasan pebangunan kilang dan keperluan dibangunya kilang di Kabupaten Tuban. Penjelasan teknis yang disampaikan perwakilan Pertamina rupanya membuat warga yang sebagian besar petani itu marah dan langsung memutus kalimat yang disampaikan.

“Pokoknya kami tidak jual,” kata seorang warga menyela kalimat perwakilan Pertamina, sambil berdiri dari tempat duduknya.

Aksi warga itupun membuat warga lain terprovokasi warga lainya yang ada diruangan turut berdiri dan melontarkan penolakan dihadapan perwakilan pertamina dan anggota DPRD, Komisi A yang memediasi pertemuan mereka.

Suwarto, perwakilan warga menyatakan, mengaku tidak akan membebaskan lahan milik mereka untuk kilang Pertamina-Rosneft, karena selain lahan pertanian yang menjadi mata pencahaian mereka, sebagian lahan juga menjadi tempat tinggal atau pemukiman.

“Masyarakat Mentoso dan Remen menolak karena tanah itu produktif, itu tempat mencari nafkah, apalagi sampai pemindahan kampung, jelas kami menolak,” kata Suwarto.

Menurut Suwarto soal harga, warga tidak mau membicarakanya, sebab seberapapun harga yang akan ditawarkan, warga tetap tidak mau, karena intinya mereka tidak menggingnkan adaanya pembangunan kilang di Tuban.

“Sudah saya katakan, warga tidak mau terjerumus di lobang yang sama, contohnya sudah banyak, warga Kecamatan Kerek misalnya, yang jadi lahan pertanianya menjadi pabrik semen, serapan tenaga kerja minim, TPPI yang ada di Jenu sama saja tidak ada yang bisa diharapkan,” kata perwakilan warga ini.

Terkait penolakan itu, Vice President AsSet Investment Pertamina, Achmad Syaihu Rais, mengungkapkan, penolakan merupakan hal yang lumrah, karena pengalaman dibeberapa tempat, hampir selalu ada penolakan. Namun pihaknya bersyukur karena sudah dipertemukan secaa langsung dengan warga bertatap muka dan menggali aspirasi dari mereka.

“Saya kira bagus, sudah ada komunikasi, soal penolakan itu sudah lumrah terjadi, kami tentunya akan mengefaluasi ulang dan akan berkomunikasi lebih baik dengan warga,” katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Tuban, Agung Supriyanto mengungkapkan, dewan perwakilan rakyat akan mengagendakan pertemuan kembali, karena pertemuan yang dilaksanakan hari ini belum membuahkan hasil, baik Pertamina maupun warga kata Agung memiliki keinginan masing-masing yang harus ditemukan agar tidak ada yang diruggikan.

“Karena hari ini belum ada kesepakatan, makan akan diagendakan kembali,” katanya. (Luk)

/