Tanpa Kesadaran Masyarakat, Bersihnya Pantai Tuban Mustahil Terjadi

446
Disaksikan Sekretaris DLH Pemkab Tuban, Direktur MCT, Kasdim 0811 Tuban dan perwakilan tokoh nelayan, Vice President EMCL, Erwin Maryoto saat menandatangani komitmen bersama.

kabartuban.com – Sebagai wilayah yang memiliki garis pantai cukup panjang, dengan hasil perikanan yang cukup melimpah. Kabupaten Tuban rupanya juga memiliki persoalan besar yang masih belum terselesaikan, utamanya persoalan sampah yang berserakan di garis pantainya.

Sekertaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tuban, Ir. Bambang Irawan mengatakan, beberapa Kecamatan di Kabupaten Tuban masih sulit menyelesaikan persoalan sampah, diantaranya Kecamatan Palang, Bancar, Tambakboyo termasuk Kecamatan Jenu.

“Sampai saat ini Kecamatan Palang masih menjadi Kecamatan paling kumuh dan kotor garis pantainya,” kata Bambang, saat mengiuti acaa tanam pohon dan bersih pantai di Mangrove Center Tuban, bersama Operator Minyak dan Gas Bumi (Migas) Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) kemarin (11/11/2017).

Menurut Bambang, perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan di aliran sungai menjadi penyebab masih kumuhnya lingkungan pantai, karena seluruh sampah yang dibuang masyarakat akan bermuara di laut.

“Prilaku masyarakat masih membuang sampah di suangai yang bermuara di laut, ini yang belum hilang,” terang Bambang.

Menurut Sekertaris DLH upaya baik pembersihan maupun penanaman pohon di pantai seperti cemara laut dan bakau, yang dilakukan EMCL bersama masyarakat di Tuban kemarin, mustalil dapat menyelesaikan masalah. Tanpa didukung dengan kesadaram masyarakat yang tinggal disekitar sungai untuk tidak membuang sampah di aliran sungai.

“Kemarin EMCL bersama masyarakat menanam pohondan dan bersih pantai, kegiatan semacam ini sangat baik dan positif, tapi tanpa didukung dengan kesadaran membuang sampah yang baik akan percuma,” lanjutnya.

Karena itu, menurutnya, Pemkab Tuban, saat ini terus berupaya menyadarkan masyarakat dari tingkat pendidikan dasar, hingga menengah melalui pendidikan sekolah berbasis lingkungan. Tujuanya agar budaya membuang sampah ini, pada sepuluh hingga limabelas tahun mendatang sudah berkurang.

“Sebagaimana yang diprogramkan Bupati Tuban, kami saat ini punya 114  sekolah yang berwawasan lingkungan, mendidik anak-anak ini mulai dari SD, SMP hingga SMA dan SMK peduli dan berdaya lingkungan, ini diharapkan mampu menciptakan pemikiran sadar lingkungan dimasa depan,” papar Pria berkumis tebal ini.

Sementara itu, Direktur yayasan Mangrove Center Tuban, Ali Mansyur mengatakan, masyarakat perlu dilibatkan dalam pengelolaan lingkungan, sebab keberlangsungan lingungan hidup bukan melulu tanggungjawab pemerintah, disamping itu juga dukungan pihak perusahaan melalui dana tanggungjawab sosialnya.

“Keberlangsungan lingkungan tanggungjawab kita bersama, penyadaran masyaraat paling penting,” kata Ali Mansyur.

Lanjut pecinta dan pemerhati lingkungan itu, saat ini pemerintah perlu terus menigkatkan sosialisasi dan penyampaian pendidikan pendidikan lingkunagn, agar generasi muda semakin mencintai ligkungan, utamanya lingkungan dan pantai sebagai tempat hidup beragam biota didalamnya.

“Pendidikan lingkungan sangat penting, guna menjaga keberlangsungan ekosistem dan lingkungan hidup,” katanya.

Untuk diketahui, kemarin pagi, ratusan warga persama karyawan perusahaan minyak dan gas EMCL, kerja bakti dilakukan di pantai Jenu. Selain kegiatan itu EMCL juga menanam 10 ribu tanaman bakau yang dipusatkan di Kecamatan Palang, salah satu wilayah lintasan pipa minyak dari lapangan Banyuurip, Bojonegoro menuju ke Floating Storage Offloading (FSO) Gagak Rimang di lepas pantai Tuban.

“Pada kerja bakti kali ini, kami melibatkan lebih dari 50 karyawan ExxonMobil baik yang bekerja di Lapangan Banyu Urip Bojonegoro dan FSO Gagak Rimang  untuk berbaur dengan lebih dari 100 anggota masyarakat dan pejabat pemerintahan di Kabupaten Tuban,” kata Vice President EMCL, Erwin Maryoto, sebelum memimpin kerja bakti di pantai Mangrove Jenu.

Erwin menjelaskan, ExxonMobil sudah beberapa kali melaksanakan kerja bakti bersama masyarakat. Total ada 23,532 jam kerja bakti dengan melibatkan 3,418 karyawan ExxonMobil. (Luk)

/