Harga Murah dan Tak Dapat Air, Petani Bakar Tanaman Cabai

392
Salah satu petani mencabut dan membakar tanaman cabainya karena harga murah.

kabartuban.com – Sejumlah petani asal Dusun Tlogopl Puloh, Desa Prunggahan Kulon, mencabut dan membakar tanaman cabainya. Hal tersebut dilakukan, lantara cuaca yang mulai panas dan dua bulan terakhir di daerah tersebut, tak kunjung turun hujan.

Wawan, petani setempat saat di temui kabartuban.com di lapangan menuturkan, tanaman holtikultural cabai rawit yang ia cabut, merupakan tanaman yang sudah mengering dan tidak berproduksi lagi. Selain itu, sebagian yang lainnya juga diserang penyakit yang membuat daun dan batang tanaman layu.

“Hampir dua bulan tak turun hujan di kawasan sini mas, jadi tanaman cabai banyak yang mati karena kepanasan,” kata Wawan kepada awak media, Jumat (21/6/2019).

Selain cuaca, pihaknya juga mengeluhkan harga jual cabai yang tak kunjung normal. Mulai awal puasa hingga menjelang lebaran. Bahkan, sampai hari ini, nilai jual cabai tak kurang dari Rp 10 ribu rupiah perkilogramnya di kalangan petani cabai.

“Syukur-syukur hari ini sudah Rp 9000/kilogram, dibandingkan sebelumnya hanya Rp 3000-Rp 4000 perkilogramnya,” tambahnya.

Pihaknya berharap, pemerintah bisa ikut andil dalam permasalahan ini. Sehingga, bisa membantu para petani cabai untuk mendapatkan keuntungan.

“Ini rugi mas, perhektar pada kisaran lima juta rupiah,” ujarnya.

Dilain pihak, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban, Murtadji saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya selalu koordinasi dengan Kementerian Pertanian RI dan Dinas Koperindag Kabupaten Tuban. Hal itu dilakukan agar segera ada solusi untuk meningkatkat harga cabai terutama cabe rawit dari Petani.

Salah satunya, sudah di tindak lanjuti pembelian langsung ke petani di Kecamatan Grabakan dari kementerian dan di jual langsung ke ASN dan pasar di jakarta.

“Sedang untuk di kabupaten kami selalu komunikasi dan rapat kooordinasi dengan Dinas Koperindag,” sambungnya. (Dur/Rul)

/