Polisi Sukses Kembangkan Blimbing Madu Diluar Tasikmadu

1903
AIPTU Sri Welas (54 th), anggota Polisi Polsek Kerek yang berhasil membudidayakan Buah Belimbing Tasikmadu di Desa Jetak Kecamatan Montong Tuban

kabartuban.com – Warga Kecamatan Montong berhasil kembangkan Buah Belimbing Madu yang sebelumnya hanya ada di Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Warga Desa Jetak yang juga seorang anggota Bhayangkara di Kepolisian Resort (Polsek) Kerek ini, mampu menyulap lahan di belakang rumahnya menjadi kebun Belimbing dengan hasil cukup memuaskan.

Adalah Sri Welas (54 th), Polisi berpangkat AIPTU ini memulai usaha budidaya buah belimbing sejak delapan tahun silam. Awalnya hanya mencoba memanfaatkan lahan seluas kurang lebih satu hektar dibelakang rumahnya, berbekal ilmu yang dipelajari dari kerabatnya di Desa Tasikmadu asal blimbing madu, dimulailah berkebun dibelakang rumahnya.

“Sayang tanah ini jika di tanami jagung dan padi, saya coba kembangkan Belimbing Madu dari Tasikmadu untuk ditanam disini, dan ternyata berhasil,” terang Sri Welas saat ditemui di kebun belimbing miliknya (28/1/2017).

Sri Welas tidak sendiri, dalam mengelola kebun miliknya, sebagai seorang Abdi Negara, dia juga harus tetap fokus pada kewajibanya di korpnya. Karenanya, ia memiliki satu orang kepercayaan yang mengelola seluruh pekerja untuk kebun belimbing miliknya.

“Saya tidak sendiri, ada orang kepercayaan saya yang saya bayar untuk membantu saya, ya mengawasi buruh perawat blimbing dan sebagainya,” terang Sri Welas.

Belimbing Madu yang dikembangkan diluar Desa Tasikmadu ini juga memiliki rasa yang manis, layaknya Belimbing Madu dari daerah asalnya (Tasikmadu), sebab bibit, cara mengolah lahan hingga insinyur pertanianya juga orang Tasikmadu, yang memiliki pengalaman membudidaya belimbing madu bertahun-tahun.

“Rasa sama, karena bibit dan cara budidayanya sama, awal tanam kita pakai orang dari Tasikmadu juga,” terang pria yang saat didatangi kabartuban.com masih berseragam lengkap karena baru pulang dinas.

Untuk nama buah belimbing atau brand, Sri Welas tidak mau jauh-jauh dari aslinya, buah belimbing miliknya ini tetap diberi nama Belimbing Madu, namun karena berasal dari Kecamatan Montong, Belimbing ini kemudian diberi nama Blimbing Madu Montong.

“Namanya Blimbing Madu Montong, bukan Durian Montong lho ya,” kata Sri Welas sambil tersenyum.

Dengan luas sekitar satu hektar, Sri Welas menanam 150 batang pohon yang dapat berbuah sepanjang tahun dengan rentang waktu rata-rata empat bulan sekali, dengan satu kali panen menghasilkan 3 sampai 4 ton, bahkan jika sedang baik, belimbingnya bisa menghasilkan hingga 4 ton lebih.

“Sepanjang tahun berbuah, namun panen rayanya empat bulan sekali. Harganya Rp12 ribu sampai Rp15 ribu per kilogram, kalau ditotal rata rata Rp36 jutaan lah sekali panen kalau hasilnya rata-rata 3 ton,” terang pria dengan lima orang anak ini.

Sri Welas sendiri mengaku banyak manfaat dari bisnis Buah Belimbing ini, selain keuntugan secara financial, dirinya juga dapat memberdayakan masyarakat sekitar terutama buruh tani untuk membantu perawatan blimbing.

“Seorang polisi harus memberi contoh positif bagi lingkungan mas…, karena kemampuan saya bertani ya.. saya contohkan melalui pertanian seperti ini,” katanya.

Untuk pemasaran, Sri Welas juga tidak khawatir, sebab dirinya tidak perlu repot kesana-kemari atau dari pasar ke pasar untuk memasarkaan hasil budidaya Buah belimbingnya, sebab sejumlah tengkulak buah, sudah datang kepadanya untuk membelinya.

“Ya dari Bojonegoro, Lamongan dan Tuban. Kalau panen banyak yang kesini, malah ini sudah ada yang telpon saya kapan dipanen blimbing saya,” pungkas pria ini. (Luk)

/