Tolak Proyek Kilang Minyak, Warga Bacakan Sholawat Nariyah

1727
Dipimpin tokoh masyarakat sekitar, wakga saat gelar doa bersama tolak balak dan menolak rencana proyek kilang minyak.

kabartuban.com – Penolakan rencana proyek pembangunan kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban, terus dilakukan oleh warga, kali ini dilakukan oleh warga Dukuh Sumur Pawon, Desa Remen dengan menggelar doa bersama membacakan sholawat Nariyah sebanyak 11 kali, untuk menolak proyek strategis Nasional, yang rencana berdiri di daerah tersebut.

Doa yang dipimpin oleh tokoh agama setempat,  untuk meminta perlindungan Allah SWT, dari mara bahaya dan rencana pembangunan proyek kilang minyak yang tidak dikehendaki sebagian warga.

“Mari kita berdoa dan membaca sholawat Nariyah sebanyak 11 kali,  agar terhindar  dari segala balak dan kilang minyak tidak jadi didirikan, ” kata Mbah Mat saat mengawali doa.

Wasri (52) koordinator penggagas doa bersama ini mengatakan, pihaknya mengajak seluruh warga agar bermunajat kepada Tuhan, dengan maksud, terhindar dari balak yang ada.

“Kami melakukan doa bersama ini selain menolak balak, juga menolak keras kilang minyak di bangun disini,” ujar Wasri (52) warga sekitar kepada kabartuban.com, Minggu (11/2/2018).

Baca Juga : https://kabartuban.com/pasang-spanduk-tolak-proyek-kilang-minyak-ngrr/21583

Senada juga disampaikan Suciyati (62) pihaknya dengan warga setempat, akan bersikeras untuk menolak pendirian kilang minyak, karena tanah saat ini dipakai untuk pertanian adalah waris dari leluhur, jadi tidak mungkin akan di berikan ke pihak Petamina – Rosneft Oil Company Rusia.

“Sampai kapan mu, akan kami pertahanankan walaupun negara memaksa mengambil, kami tak akan berikan sejengkal tanah pun,” tambah Mantan Kadus Mlangweh, Desa Mentoso ini.

Pihaknya juga berharap kepada pemerintah baik Bupati maupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban, agar membela rakyatnya, jangan malah membiarkan, dan membela pihak perusahaan untuk mendirikan kilang minyak di Jenu.

“Kami berharap pemerintah, jangan berpihak pada mereka, lihatlah kami rakyat kecil, yang dulu juga ikut memilih untuk menjadikannya jadi pemimpin,” harap ibu Suciyati.

Dalam ritual itu, tak hanya membaca sholawat Nariyah dan bersama, akan tetapi juga mengelar ritual mengelilingi sumur yang konon pertama kali ada di Dukuh Sumur Pawon,  setelah doa warga makan bersama hasil makanan yang dibawa. (Dur) 

/