Upcara Bendera Ala Petani Tlogowaru

239

kabartuban.com – Berbagai cara dilakukan masyarakat Indonesia dalam merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang puncaknya pada upacara bendera setiap 17 agustus ini, tidak terkecuali warga Desa Tlogowaru, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban.

Tidak seperti upacara bendera pada umumnya, yang di ikuti oleh pelajar, baik tingkat sekolah dasar maupun jenjang yang lebih tinggi. Upacara bendera Desa Tlogowaru, diikuti masyarakat desa yang sebagian besar adalah petani, meski terlihat sangat sederhana pada upacara bendera disana, namun tidak mengurangi hikmah perayaan kemerdekaan.

Bukan itu saja peserta upacara hadir dengan pakaian tani yang digunakan sehari-hari, seperti, mengunakan topi camping, baju lusuh yang digunakan bertani dan bersepatu both. Teks Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila ditempatkan di kardus, bukan map batik tebal, tiang benderapun mereka dirikan sendiri dengan batang bambu.

Sudiran tokoh masyarakat Desa Tlogowaru yang bertugas sebagai komandan upacara mengatakan, momen memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus tidak sekedar peringatan, namun juga bentuk penghargaan bagi pahlawan yang merebut kemerdekaan ini dari tangan penjajah.

“Walaupun kita petani wajib bagi kita merayakan kemerdekaan sebagai wujud terimakasih pada pahlawan,” Katanya.

Dia berpesan, jangan sampai pertanian sebagai penopang pangan di Indonesia ditinggalkan. Apalagi saat ini banyak pemuda yang tidak lagi perduli dengan pertanian. Karena petani saat ini banyak didominasi oleh orang-orang tua.

“Kalau kita memajukan pertanian berarti kita memajukan Desa Tlogowaru,” pesannya.

Sementara itu, tokoh pemuda Desa Tlogowaru Ahmad Annur Bais Balya mengatakan, pelaksanaan upacara bendera di persawahan sekaligus mengunakan seragam petani ini, tidak terlepas dari latar belakang warga Desa Tlogowaru sendiri yang juga sebagi petani.

Sebab hampir dalam setiap satu Kepala Keluarga (KK) awalnya adalah seorang petani. Meski dia tidak menampik sebagian dalam KK itu juga bekerja diperindustrian khususnya di Semen Indonesia atau perusahaan lain yang ada disekitar Desa.

“Yang bertani itu pasti yang tua dan yang muda memilih bekerja dipabrik,” tuturnya.(Luk)

/